Senin, 03 April 2017

Kelabu

Sajak
"Kelabu"

semalaman tadi gelap kau bungkus dengan nada-nada
ketika nyanyianmu mulai bermakmum
entah minor atau mayor
setiap miliaran nada-nada adalah doa
kerap doa menjadi semakin lebih kuat bersamaan dengan petikan.

aku mulai membayangkan menjadi senar
aku adalah senar
yang dapat kau petik dan kau raih
yang terkadang dapat memancing dan mania.

tak lekas dengan irama
malam berdesakkan dengan warna-warna
bukan hitam, putih apalagi kelabu
melebihi pelangi
ia adalah warna-warni.

nyanyianmu bukan lagi pujian dan rayuan
apalagi yang menjanjikan
sebab kita tak lebih hanya sebatas saja
saat Tuhan membolak-balikkan segalanya.

umpama bunga
aku adalah sesuatu yang tak kau hendaki tumbuh.
umpama bunga
aku adalah yang tak kau hendaki adanya.

kau batasiku dengan tembok ketakutan
bunga-bunga tak lagi indah
sudah jauh dengan hakikatnya
pasalnya, bunga menjadi sekuntum kemurkaan.

diujung sajak
kebermutuan cerita hanyalah sia-sia.

jakarta, 28 Feb 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mendewasakan raas-a

Siang itu menjadi siang hari yang begitu menyengat bagiku, bukan karena cuaca yang tidak bersahabat, bukan juga karena aku memakai baju teba...